Semarapura, Klungkung – Kunjungan masyarakat ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Klungkung, mengalami peningkatan sejak pindah tempat. Hanya saja hal ini belum didukung dengan pengadaan koleksi buku baru.
Berdasarkan data terakhir, jumlah koleksi judul buka Perpustakaan Daerah Klungkung per tahun 2021 sebanyak 10.635 judul dengan jumlah buku sebanyak 19.192 eksemplar. Namun untuk tahun ini, Perpustakaan Klungkung tidak mendapat jatah buku baru.
Padahal tahun lalu, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Klungkung telah mengusulkan pengadaan buku baru untuk tahun ini ke Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 300 juta.
“Belum ada (pengadaan buku pada tahun ini). Tapi 2025 juga saya mohonkan melalui DAK non fisik,” ungkap Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Klungkung, I Komang Wisnuadi, Kamis (6/6).
Menurutnya pengadaan buku baru penting dilakukan setiap tahunnya untuk menarik minat masyarakat membaca. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan atau ilmu baru kepada para pembaca. Biasanya pengadaan buku baru merupakan buku-buku dengan penjualan terbaik di tahun tersebut.
Sementara pasca pindah ke gedung baru, kunjungan warga ke perpustakaan daerah ada peningkatan. Rata-rata saat ini Perpusda Klungkung dikunjungi rata-rata lebih dari 100 pengunjung per bulannya. Padahal sebelumnya sekitar puluhan pengunjung setiap bulan.
Jumlah tersebut belum termasuk jumlah pengunjung dari program kunjungan mobil perpustakaan ke sekolah-sekolah seperti SD dan TK. “Kami menyasar sebanyak 12-18 sekolah untuk dikunjungi mobil perpustakaan keliling setiap bulannya,” ungkap Wisnuadi.
Tahun ini, Wisnuadi juga telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan minat masyarakat berkunjung ke Perpustakaan Daerah Kabupaten Klungkung. Salah satunya dengan program untuk mengundang 1.000 anak ke Perpustakaan Daerah Kabupaten Klungkung. Program ini sudah berjalan untuk beberapa sekolah.
“Ada namanya kunjungan perpustakaan Klungkung. Jadi kami mengundang anak TK atau SD tiap bulannya dengan kegiatan perkenalan permainan tradisional, dan modern melalui tablet, membaca buku atau mewarnai, kegiatan inklusi sosial, membuat kerajinan, serta menonton film pendek, film yang ada hikmah yang bisa dipetik,”ungkapnya.
Sumber: tribun-bali.com